Home » Distance Learning » Remidy Mid Semester 3 Kimia Analisis

Remidy Mid Semester 3 Kimia Analisis

Posted by Unknown , 22 Comments in Distance Learning on Minggu, 15 Desember 2013

Remidy untuk siswa tingkat 3 Kimia Analisis mata diklat sensory evaluation :

1. You smell frying noodle. Relate this condition essential for odour perception, how the conditions can happen?

2. Uji sensoris menjadi bagian tak terpisahkan dalam industri pangan. Sebutkan 6 kegunaan uji sensoris di industri pangan?

3. Apa perbedaan uji "Double comparison test" dengan "Multiple comparison test" ?

Berikut siswa yang melaksanakan kegiatan Remidy MID Sensory Evaluation 2013

REMIDY 3K1		REMIDY 3K2
1	Achmad Roshid	1	Faizal
2	Agus Lutvi	2	Gati Widiyanto
3	Arun Saputro	3	Hanida Gunia L
4	Bagus Setyadi	4	Jatmiko Suprayogi
5	Devika Nila	5	Richa Pradana
6	Ella Oky W	REMIDY 3K3
7	Hayim Bahiroh	1	Dwiki Indra Sakti
8	Raden Mochammad	2	Nova Bagus
9	Saras Primandita	3	Rizki Kurniawan
10	Suryo Ganita	4	Tunggal Ari

Attention :
Remidy close tanggal 16 Desember 2013, pukul 20.00 WIB
Silakan jawab soal remidy pada kolom komentar dibawah dengan menuliskan Nama, NIS, dan Kelas

22 komentar

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 19.10

Hayim Bahiroh 3K1/7504/18

1.The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2.Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada probabilitas dan jumlah sampel yang digunakan. Double comparison test memiliki probabilitas 1/2 dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n dan jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 19.19

Nama : Arun Saputro
Kelas : 3KA1
NIS : 7407

jawaban :
1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3).Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel dan probabilitas yang digunakan. Double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n dan jumlah sampel yang digunakan dalam doubel comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangakn multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 19.26

Saras Primandita 3KA1/26/7657

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.)Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yakni dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 19.40

Nama : Devika Nila Wardani
no/ kelas : 11/ 3k1
NIS : 7435

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3) perbedaan antara double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampelnya. dalam double comparison sebanyak 4 sampel, 2 sampel diberi kode dan 2 sampel lainnya sebagai pembanding. sedangkan pada multiple comparison test jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2, sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Unknown Admin

15 Desember 2013 pukul 19.42

terima kasih, remidy sudah saya terima.. untuk nilai EBAS bisa diambil di lab mutu

Balas

Unknown Admin

15 Desember 2013 pukul 19.44

good answer .. semester genap lebih rajin belajar ya..

Balas

Unknown Admin

15 Desember 2013 pukul 19.45

jawaban yang tepat.. saya rasa anda sebenarnya pinter kok saras.. semester genap rajin ya

Balas

Unknown Admin

15 Desember 2013 pukul 19.45

good answer =D

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 20.57

Bagus Setyadi/3k1/09/7418

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.)Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yakni dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 20.59

Ella Oky Wijayanti/3k1/15/7458

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.)Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yakni dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 21.01

Agus Lutvi Yahya/3k1/02/7353

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.)Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yakni dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 21.03

Raden Mochammad Arbimsah/3k1/23/7609

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.)Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yakni dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 21.06

Suryo Ganito/3k1/27/7690

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.)Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yakni dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 22.01

GATI WIDIYANTO 17/ 3 KIMIA ANALIS 2

1.The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2.kegunaan dalam industri pangan :
a.mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
b.menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
c.mengukur respon konsumen terhadap produk
d.mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
e.mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
f.menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.jadi gini pak, Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yaitu dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 22.24

Nama : Faizal Putra T
No. : 13
Kelas : 3K2

jawaban :
1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3).Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel dan probabilitas yang digunakan. Double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n dan jumlah sampel yang digunakan dalam doubel comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangakn multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok.

Balas

Unknown Admin

15 Desember 2013 pukul 22.27

NAMA :NOVA BAGUS PANGESTU
KELAS :3K3
NO :10

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.)Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yakni dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 22.28

Nama : Rhaca Pradana Tyarno
No. : 29
Kelas : 3K2

jawaban :
1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3).Yang saya tahu, perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel dan probabilitas yang digunakan. Double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n dan jumlah sampel yang digunakan dalam doubel comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangakn multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok.

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 22.49

Tunggal Ari Santoso
3K3/25

jawaban :
1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3).Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel dan probabilitas yang digunakan. Double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n dan jumlah sampel yang digunakan dalam doubel comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangakn multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 23.16

Nama : Jatmiko Suprayogi
Kelas :3K2
No. : 23

jawaban :
1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Setahu saya, dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3).Menurut beberapa sumber di internet, perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel dan probabilitas yang digunakan. Double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n dan jumlah sampel yang digunakan dalam doubel comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangakn multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok

Balas

Anonim

15 Desember 2013 pukul 23.57

Achmad Rosyid/3k1/01/7340

1.The condition is considered essential for
odour perseption. When we fry the instant
noodles, can contributes condition like
this:
a.The material being perceived volatile
condition. (ie. capable of producing
vapour or aroma from recipe at room
temperature)
b.The odour react the olfactory
receptors. When odour molecules interact
with reseptor cells signals are sent via
the nervous system to the olfactory bumb
of the brain
c.So the human nose is capable of
detecting the odour of dry noodle.
2.Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter
produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk
peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap
produk
•mengecek produk akhir mengenai
spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter
produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti,
kelembutan pada biskuit.
3.Perbedaan dari double comparison test
dengan multiple comparison test adalah
terletak pada probabilitas dan jumlah
sampel yang digunakan. Double
comparison test memiliki probabilitas 1/2
dan jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2
control/ pembanding. Sedangkan multiple
comparison test memiliki probabilitas 1/n
dan jumlah sampel yang digunakan 1
sampel uji, 3 atau lebih pembanding
dengan perbedaan yang tidak mencolok.

Balas

Anonim

16 Desember 2013 pukul 00.06

nama:hanida gunia l
nis;7502
klas;3k2

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3).Yang saya tahu, perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel dan probabilitas yang digunakan. Double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n dan jumlah sampel yang digunakan dalam doubel comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangakn multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok.

Balas

Unknown Admin

18 Desember 2013 pukul 06.43

NAMA : DWIKI INDRA SAKTI
NIS : 7452
KELAS : 3K3

1).The condition is considered essential for odour perseption. When we fry the instant noodles, can contributes condition like this:
a.The material being perceived volatile condition. (ie. capable of producing vapour or aroma from recipe at room temperature)
b.The odour react the olfactory receptors. When odour molecules interact with reseptor cells signals are sent via the nervous system to the olfactory bumb of the brain
c.So the human nose is capable of detecting the odour of dry noodle.

2).Dapat digunakan untuk:
•mengevaluasi atribut/ parameter produk yang telah ada
•menganalisa resep produk untuk peningkatan mutu
•mengukur respon konsumen terhadap produk
•mengecek produk akhir mengenai spesifikasi aslinya
•mengevaluasi perbedaan parameter produk yang hampir sama
•menganalisa atribut khusus seperti, kelembutan pada biskuit.

3.)Perbedaan dari double comparison test dengan multiple comparison test adalah terletak pada jumlah sampel yakni dalam double comparison sebanyak 4 sampel – 2 diberi kode, dan 2 control/ pembanding. sedangkan multiple comparison jumlah sampel yang digunakan 1 sampel uji, 3 atau lebih pembanding dengan perbedaan yang tidak mencolok. dan probabilitas yang digunakan yakni untuk double comparison test memiliki probabilitas 1/2 Sedangkan multiple comparison test memiliki probabilitas 1/n.

Terima kasih atas kunjungannya. Semoga Artikel ini bermanfaat bagi sobat semua. Tinggalkan komentar anda untuk kemajuan RuBRiK.web.id

Laman

Cari Blog Ini

Remidy Mid Semester 3 Kimia Analisis

22 komentar