Unsur-unsur atau bahasa disain grafis
yaitu bahasa visual atau bahasa simbol yang diungkapkan melalui bentuk,
ilustrasi-ilustrasi, warna dan huruf.
1. Bentuk kemasan
Perbedaan bentuk kemasan suatu produk
dengan produk pesaing dapat mengingatkan konsumen akan produk tersebut,
walaupun mereknya sendiri mungkin tidak teringat lagi. Parfum Charlie akan mudah dikenali dari bentuknya yang menyerupai bola tenis, botol sirup Marjan dan sirup Tessty
yang spesifik juga mudah untuk dikenali. Bentuk dan warna kemasan
yang spesifik mempunyai daya tarik tersendiri. Dengan bentuk dan warna
yang diperbarui, kadang-kadang menimbulkan kesan bahwa mutu produk
tersebut diperbarui pula.
Kemasan dengan ukuran yang berbeda
memungkinkan pembeli dari tingkat pendapatan yang berbeda untuk membeli
produk yang sama. Dengan kombinasi bentuk, warna, dan ukuran kemasan
yang berbeda, perusahaan dapat meningkatkan penjualan hasil produksinya.
Bentuk kemasan harus berhubungan dengan
produk. Suatu contoh yang baik dalam hal ini adalah upaya beberapa
pabrik minuman ringan dalam mengemas minuman-minuman diet dalam
botol-botol yang terlihat ramping. Pabrik- pabrik kosmetika melakukan
pekerjaan yang sangat baik dalam merencanakan kesan kewanitaan melalui
bentuk-bentuk kemasan khusus untuk krim, obat-obatan pencuci, lipstik
dan alat-alat bantu perawatan. Hal ini dapat ditemukan pada
kemasan-kemasan yang didisain untuk industri parfum.
Kemasan dengan alas yang berisi
memudahkan penanganan dan penumpukan di tingkat penyalur. Kemasan dari
bumbu (saus) untuk selada adalah suatu contoh yang baik dari suatu usaha
untuk membuat produk lebih mudah digunakan. Kemasan-kemasan gaya baru,
seperti yang digunakan untuk zat pemutih dan cuka, dengan bentuk yang
memungkinkan untuk mudah dipegang menjadikan penanganan yang mudah dan
juga mengamankan produk yang dikemas.
Perubahan gaya hidup masyarakat, dimana
semakin banyaknya wanita yang bekerja, menyebabkan kebutuhan akan produk
siap santap dalam kemasan yang sekali pakai (single-serve packaging)
semakin meningkat. Dahulu jenis kemasan ini hanya untuk snacks,
permen, minuman ringan dan mi instan. Saat ini sudah banyak
dikembangkan untuk bahan pangan lain mulai dari bahan pangan untuk
sarapan hingga makanan dengan lauk pauk yang lengkap (full-five course meal).
Target konsumennya juga bervariasi dari anak-anak hingga orang dewasa,
dengan bahan kemasan yang terbuat dari plastik PET atau karton yang
dilaminasi.
2. Ilustrasi dan dekorasi
Ilustrasi grafis dan fotografi
memudahkan produsen memantapkan citra suatu produk. Fungsi utama
ilustrasi adalah untuk informasi visual tentang produk yang dikemas,
pendukung teks, penekanan suatu kesan tertentu dan penangkap mata untuk
menarik calon pembeli. Gambar tersebut dapat berupa gambar produk secara
penuh atau terinci, serta dapat juga merupakan hiasan (dekorasi).
Sebaiknya gambar tidak mengacaukan pesan yang akan disampaikan.
Gambar dan simbol dapat menarik
perhatian dan mengarahkan perhatian pembeli agar mengingatnya selama
mungkin. Disertai penggunaan bahasa yang umum yang dengan cepat dapat
dimengerti oleh setiap orang. Ilustrasi kemasan biasanya merupakan hal
pertama yang diingat konsumen sebelum membaca tulisannya. Suatu
ilustrasi yang baik harus :
- berfungsi lebih dari sekedar menggambarkan produk atau menghiasi kemasan
- menimbulkan daya tarik dan minat, sehingga akan lebih cepat dan efektif daripada pesan tertulis.
- sesuai dengan keyakinan dan selera pemakai
- mengikuti perkembangan dan perubahan sejalan dengan perubahan minat dan cara hidup target kelompok konsumen.
- tidak berlebihan atau kurang sesuai karena akan membingungkan konsumen.
Foto atau ilustrasi diperlukan untuk
menggambarkan produk olahan dalam bentuk yang lebih menarik. Sebagai
contoh kotak karton untuk mengemas beras kencur, gula asam dan sorbat
oleh industri jamu. Perancang biasanya menggambarkan gambar-gambar yang
abstrak untuk ilustrasi bagi produk kosmetik, farmasi, perawatan tubuh
dan lain-lain.
3. Warna
Warna kemasan merupakan hal pertama yang dilihat konsumen (eye catching)
dan mungkin mempunyai pengaruh yang terbesar untuk menarik konsumen.
Pengaruh utama dari warna adalah menciptakan reaksi psikologis dan
fisiologis tertentu, yang dapat digunakan sebagai daya tarik dari disain
kemasan.
Sehubungan dengan kesan fisilogis atau psikologis maka ada dua 2 golongan warna yang dikenal, yaitu :
- Warna panas (merah, jingga, kuning), dihubungkan dengan sifat
spontan, meriah, terbuka, bergerak dan menggelisahkan), warna panas
disebut extroverted colour.
- Warna dingin (hijau, biru dan ungu), dihubungkan dengan sifat
tertutup, sejuk, santai, penuh pertimbangan, sehingga disebut
introverted colour.
Kesan psikologis dan fisilogis dari masing-masing warna antara lain adalah :
- Biru : dingin, martabat tinggi
- Merah : berani, semangat, panas
- Purple : keemasan, kekayaan
- Oranye : kehangatan, enerjik
- Hijau : alami, tenang
- Putih : suci, bersih
- Kuning : kehangatan
- Coklat : manis, bermanfaat
- Pink : lembut, kewanitaan
Oranye dan merah merupakan warna-warna
yang menyolok dan dinilai mempunyaidaya tarik yang besar. Pada kemasan,
warna biru dan hitam jarang digunakan sebagai warna yang berdiri
sendiri, eapi dipadukan dengan warna lain yang kontras, seperti hitam
dengan kuning, biru dengan putih atau warna lainnya.
Selera suatu negara atau bangsa dapat dipertegas dengan warna, sebagai contoh:
- Merah, disukai rakyat Italia, Singapura dan Meksiko. Kurang disukai oleh rakyat Chili, Inggris dan Guatemala.
- Biru, warna maskulin di Inggris dan Swedia. Warna feminim di Belanda.
- Kuning, disukai rakyat Asia seperti Cina, jepang, dan korea.
- Hijau, warna sejuk bagi orang-orang Amerika, Iran, Irak, India, Pakistan. Warna suci di negara-negara Arab.
- Hitam, warna berkabung pada hampir semua negara. Sebaiknya juga merupakan warna yang disukai di Spanyol.
Diketahui bahwa rata-rata tiap orang
mengenal 18-20 warna. Warna tersebut menyebabkan barang-barang terjual
dengan baik di pasaran. Warna-warna yang sederhana lebih mudah diingat
dan memiliki kekuatan besar dalam menstimulasi penjualan, sementara
warna-warna aneh dan eksotis cepat dilupakan dan biasanya berpengaruh
kecil di pasaran.
Pemilihan warna oleh konsumen sangat
sukar ditentukan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan dan
budaya, karena pemilihan warna tidak pernah tetap, tetapi senantiasan
berubah. Faktor-faktor yag menenukan pemilihan warna di antaranya adalah
kondisi ekonomi, tingkat umur, jenis kelamin
Kondisi ekonomi seseorang dapat
mempengaruhi pemilihannya terhadap warna. Warna cerah dan riang lebih
populer pada waktu-waktu resesi dan warna-warna konservatif dipilih pada
waktu-waktu sukses.
Pemilihan warna juga beragam untuk tiap
tingkatan umur. Anak-anak kecil di bawah usia 3 tahun menyukai warna
merah, dari usia 3-4 tahun menyukai kuning. Anak-anak muda menyukai
warna-warna lembut dan yang lebih tua menyukai warna meriah, walaupun
sebagian merasa terbatas dan menentukan warna yang lebih konservatif.
Jenis kelamin juga berperan dalam
pemilihan warna, wanita umumnya menyukai warna merah, sedangkan pria
cenderung menyukai warna biru.
Warna pada kemasan dapat berfungsi untuk :
1. Menunjukkan ciri produk
Warna kemasan dapat menunjukkan
karakteristik produk yang dikemasnya. Warna pink atau merah jambu
sering digunakan untuk produk-produk kosmetika, warna hijau yang
terpadu dalam kemasan permen menunjukkan adanya flavor mint. Kombinasi
biru dan putih pada air mineral atau pasta gigi memberi kesan bersih dan
higenis.
Warna juga berhubungan erat dengan rasa pada makanan, seperti :
- Merah dapat berarti pedas atau mungkin rasa manis
- Kuning menunjukkan rasa asam
- Biru dan putih umumnya menunjukkan rasa asin
- Hitam diartikan pahit
2. Diferensiasi produk
Warna dapat menjadi faktor terpenting
dalam memantapkan identitas produk suatu perusahaan, seperti warna
kuning pada produk Eastman Kodak. Warna sering digunakan sebagai salah
satu cara untuk melakukan diferensiasi produk lini, seperti pada
kosmetika.
3. Menunjukkan kualitas produk
Warna dapat disosialisasikan dengan
kualitas suatu produk, seperti warna emas, maroon dan ungu sering
dikaitkan sebagai produk mahal dan simbol status, sedangkan untuk
produk-produk murah atau produk konsumsi masa sering ditunjukkan dengan
warna kuning.
Persyaratan yang diperlukan untuk memilih warna dalam pengemasan dan pemasaran adalah sebagai berikut :
- Warna kemasan hendaknya menarik, merangsang rasa, pandangan dan
penciuman dengan penampilan visualnya sehingga menimbulkan minat
pembeli.
- Warna yang digunakan diharapkan mempunyai nilai yang baik untuk
diingat. Dapat menunjang ingatan dan pengakuan yang baik akan jenis atau
produk tersebut. Karena kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi
warna-warna tertentu dapat menurunkan kemampuannya untuk mengingat
produk tersebut, maka penggunaan warna-warna yang eksotis dan tidak
layak harus dihindari.
- Untuk penjualan secara swalayan, kisaran warna harus dibatasi.
Warna-warna murni yang cerah biasanya lebih disukai. Untuk penjualan
dengan menggunakan pelayanan dan penjualan ”door to door”,
ukuran kisaran warna yang lebih luas dapat digunakan. Seperti halnya
warna cerah, warna-warna murni memiliki nilai emosional tertinggi dan
harus digunakan pada penjualan secara swalayan. Warna-warna tenang dan
lembut dapat digunakan dan mempunyai pengaruh yang baik untuk
benda-benda yang mahal yang tidak dijual secara swalayan.
- Warna dipilih untuk menarik perhatian pembeli. Jenis kelamin, status
ekonomi, kelompok umur, lokasi geografis dan faktor-faktor lain yang
akan membantu dalam penentuan warna yang menarik untuk digunakan pada
berbagai situasi pemasaran.
- Warna-warna kemasan tidak hanya harus menciptakan atau menimbulkan
minat dalam penyaluran dalam jumlah besar, tapi juga harus disenangi di
rumah tangga.
- Diperlukan suatu seleksi yang teliti tentang jenis dan intensitas
penerangan di toko atau tempat-tempat yang digunakan untuk barang atau
bahan pangan yang dikemas. Lampu penerangan berpengaruh nyata terhadap
warna-warna kemasan. Warna kemasan dapat berubah atau menyimpang jika
dipandang di bawah pengaruh dua warna cahaya yang berbeda.
- Warna kemasan harus dapat mencirikan bagian-bagian kemasan. Bagian
kemasan yang perlu diperlihatkan lebih tajam dapat diberi warna yang
dominan.
4. Cetakan Kemasan
Pada kemasan sering diuliskan isi dari
kemasan dan cara penggunaannya. Cetakan yang sederhana, jelas, mudah
dibaca dan disusun menarik pada disain kemasan dapat membantu memasarkan
produk, Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menampilkan cetakan pada
kemasan adalah :
- Tata letak (lay out). Tulisan pada permukaan kemasan
hendaknya mudah dibaca. Informasi dasar yang ditampilkan pada bagian
muka meliputi identitas perusahaan atau merk, nama produk dan
deskripsinya, manfaat untuk konsumen, dan keperluan-keperluan hukum.
Bagian belakang atau bagian dalam kemasan dapat digunakan lebih bebas.
- Huruf.
Huruf besar atau huruf kapital
memudahkan untuk dibaca daripada huruf kecil, dan huruf yang ditulis
renggang lebih mudah dibaca daripada huruf yang ditulis rapat.
Penggunaan huruf-huruf untuk memberi informasi pada label kemasan
hendaknya cukup jelas. Kata-kata dan kalimatnya harus singkat agar mudah
dipahami. Bentuk huruf dan tipografi tidak saja berfungsi sebagai media
komunikasi, tapi juga merupakan dekorasi kemasan. Oleh karena itu
huruf-huruf yang digunakan harus serasi. Dalam beberapa kasus, yaitu
pada penjualan barang tidak secara swalayan, sifat kemudahan untuk
dibaca dapat diabaikan.
- Komposisi standar dan proporsi masing-masing komponen produk
hendaknya ditampilkan dengan warna yang mudah dibaca, seperti tidak
menggunakan warna kuning atau putih pada dasar yang cerah.
- Bentuk permukaan. Cetakan pada permukaan yang datar lebih mudah dibaca daripada cetakan pada permukaan yang bergelombang.